Kota Jember dan Bahasa Jemberan

 


Jember cukup dikenal baik dengan julukan “Kota Pandhalungan”. Pandhalungan memiliki makna berbaurnya atau hasil percampuran budaya dan adat antara suku jawa dan suku madura. Persentase keduanya pun tidak jauh berbeda. Budaya Pandhalungan sendiri tersebar di seluruh kawasan tapal kuda yang terdiri dari tujuh kabupaten di Jawa Timur.


Di Kabupaten Jember, terlepas individu tersebut lahir dengan bahasa ibu berupa Bahasa Jawa maupun Bahasa Madura. Warga Jember telah tahu betul bagaimana cara mengetahui dan mengenali bahwa keduanya berasal dari Jember. Karena Budaya Pandhalunganlah yang menghasilkan bahasa khas sebagai bahasa keseharian untuk berinteraksi satu sama lain. Sehingga warga Jember menyebutnya dengan “Bahasa Jemberan”.


Keunikan dan kekhasan dari Bahasa Jemberan terletak di bagaimana cara merangkai satu kalimat dalam tiga bahasa, yakni Bahasa Jawa, Bahasa Madura, dan Bahasa Indonesia, dan diberi aksen atau logat ke arah Bahasa Madura. Tidak jarang dari Budaya Pandhalungan tersebut secara sadar atau tidak akan menciptakan kosakata tersendiri. Hal tersebut biasanya terjadi di tengah interaksi anak muda, misalnya


  1. Madt/Mat/Mad

Kosakata tersebut merupakan sebuah kata sapaan. “Madt” dapat dikatakan sebagai panggilan universal (lelaki dan perempuan) bagi pemuda di Jember agar terlihat lebih akrab dan menikmati topik pembicaraan. Dalam bahasa Suku Jawa lainnya dapat diartikan sama dengan kata “Rek”. 

  1. Mara

Kosakata kata ini memiliki arti yang mirip dengan kata “Ayolah”. “Mara” biasa digunakan dalam konteks pembicaraan yang dapat memancing emosi.

  1. Cek

Kosakata ini dapat digunakan dalam semua konteks pembicaraan, khususnya ketika memberi pujian atau hinaan. “Cek” dalam Bahasa Jemberan berarti “Sangat”.

  1. Mak

Bukan hanya berarti “Ibu”. Bahasa Jemberan “Mak” memiliki posisi yang sama dengan kata “Kok” sebagai pembuka kalimat/awal kalimat.

  1. Carpak

Kosakata ini dapat diposisikan setara dengan istilah kasar “Bacot” maupun istilah yang lebih halus “Banyak omong”. Selain itu, dapat diartikan “Bohong”.

  1. Cremet

Kosakata ini menggambarkan kekesalan seseorang. Jadi, dapat diartikan sama dengan “Sebal/kesal”.

  1. Sengak berarti awas.


Nah, kosakata-kosakata tersebut telah menjadi patokan atau tanda untuk mengetahui orang yang sedang berinteraksi dengan kita merupakan orang Jember atau bukan. Terlebih ketika telah menyambungkan kata tersebut dengan kata lain. Karena telah banyak momen dimana orang dari daerah lain selalu menanyakan maksud dari kata-kata tersebut.


Sebagai bonus, penulis akan memberikan contoh singkat menggunakan Bahasa Jemberan.

“Boh, Madt! Mak di sini kamu? Cek lamanya aku ndak ketemu sama kamu. Katae kamu mau ngabarin aku lak main ke sini? Carpak tok ini! Mara sing genah! Kan biar aku bisa luangin waktu main juga. Cek cremet e aku sama kamu! Padahal tinggal telpon aja! Sengak kamu ke sini lagi tapi ndak ngabarin!”


Yuk! Orang Jember bantu artiin di kolom komentar.


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rumah Sakit Umum UMM

Hotel RAYZ UMM

Mengenal Jaringan 5G Sebelum Mengadopsinya