Sulitnya Memimpin 6 Anggota pada Diri Sendiri
Banyak orang yang melupakan kepemimpinan atas diri
sendiri. Tidak sedikit pula yang mengaku bahwa memimpin diri sendiri semudah
mengenal diri sendiri. Nyatanya, mayoritas riset menyatakan bahwa tidak banyak orang
yang dapat mengenali dirinya sendiri. Memimpin diri sendiri adalah tahapan
berikutnya setelah kita mengenal siapa dan bagaimana diri kita yang sebenarnya.
Keduanya memerlukan kesadaran setiap individualnya.
Kepemimpinan
tidak hanya ada pada suatu kelompok, organisasi, perusahaan, instasi, dan
sebagainya. Kepemimpinan yang paling dekat jangkauannya dengan kita dan paling
kecil lingkupnya adalah diri kita sendiri. Secara umum, definisi kepemimpinan
adalah sebuah kemampuan individual seseorang yang dapat memengaruhi orang lain
atau memandu pihak tertentu untuk mencapai tujuan. Tidak jauh dengan definisi
kepemimpinan secara umum, kepemimpinan atas diri sendiri juga memiliki tujuan
yang harus dicapai dengan memengaruhi atau memandu keseimbangan antara hal-hal
yang tersusun menjadi satu kesatuan “diri kita”. Antara lain:
- Fisik
Hal yang paling mudah dicermati adalah fisik dari
individu itu sendiri. Fisik adalah adanya wujud atas diri seseorang. Anggota
pertama dari “diri kita” yang memiliki
tugas menerima kontak fisik dengan orang lain dan menjadi anggota terakhir yang
memiliki tugas untuk melakukan kontak fisik terhadap orang lain. Contohnya, mau
atau tidakkah kita berjabat tangan dengan seseorang ? Fisik berupa tangan akan
menjadi anggota pertama yang menerima kontak fisik berbentuk jabat tangan.
Namun, tangan akan menunggu keputusan pemimpinnya yang bisa saja melibatkan
anggota “diri kita” yang lain.
Dalam memimpin diri kita, fisik perlu dijaga
kesehatannya dengan berolahraga secara teratur. Olahraga adalah bentuk
keputusan dari kita sebagai pemimpin yang bertujuan memiliki tubuh sehat dan
bugar. Jika kita memimpin diri kita untuk terlalu memforsir fisik dalam
melakukan kegiatan, hal ini akan membuat daya tahan fisik kita melemah.
Sehingga, kita akan mudah merasa lelah ataupun jatuh sakit.
- Emosi
Emosi sering menjadi angota kedua yang merespon setelah terjadinya
kontak fisik. Namun, emosi akan menjadi anggota pertama dari diri kita yang
memiliki tugas merespon apa yang diterima oleh indra penglihatan dan indra
pendengaran. Contohnya, emosi akan menerima respon buruk dan memberi reaksi marah,
ketika diri kita melihat dan/atau mendengarkan sesuatu yang buruk pula.
Begitupun sebaliknya.
Emosi juga sering disebut dengan istilah perasaan. Sebagai pemimpin atas
diri kita, kita perlu mengontrol emosi atau perasaan setiap saat. Bahkan kita
harus bisa menyembunyikan perasaan marah, sedih, bahagia pada momen-momen
tertentu untuk menjaga suasana lingkungan tetap kondusif.
- Logika
Logika juga dikenal sebagai akal sehat, pikiran, dan penalaran. Sering
kita dengar “Berpikirlah sebelum bertindak”, dalam kalimat tersebut sangat
menggambarkan bagimana cara kepemimpinan kita atas diri sendiri. Anggota “diri
kita” yang satu ini sangat penting dalam memutuskan akan menjadi pribadi yang
bagaimanakah diri kita. Logika juga bertugas memprediksi apa yang akan terjadi
jika kita mengambil keputusan atau pilihan. Dapat dikatakan bahwa logika adalah
anggota yang sering terlibat dalam segala aspek dalam perjalanan hidup kita.
- Mental
Mental lebih dikenal dengan sebutan psikis. Dimana setiap individu
memiliki porsi mental yang berbeda. Ini juga menjadi salah satu alasan mengapa
setiap gaya kepemimpinan orang lain berbeda.Mental terkadang terbentuk seiring
bertambahnya pengalaman individu tersebut. Individu yang memiliki mental kuat
akan lebih mudah dalam menghadapi rintangan dalam jalan hidupnya.
Sama halnya dengan fisik. Kesehatan mental juga perlu dijaga. Salah satu
cara menjaga mental ialah dengan cara mengontrol emosi dengan baik. Gangguan
mental biasa terjadi karena adanya tekanan emosi yang berlebihan, terutama
perasaan sedih, gelisah, kecewa, dan sebagainya yang sering berujung pada
depresi bahkan menjadi pribadi bipolar.
- Nafsu
Nafsu adalah dorongan hati yang kuat akan keinginan melakukan sesuatu.
Selain sifatnya yang kuat, nafsu juga cenderung mengarah pada hal yang
berlebihan. “Kontrollah nafsumu.”, tidak dapat dipungkiri bahwa nafsu sering
menjadi boomerang untuk diri kita
sendiri. Inilah alasan kuat mengapa seseorang harus memimpin diri sendiri agar
tidak mudah dikuasai oleh nafsunya.
Perlu adanya keseimbangan untuk mengatur nafsu. Memiliki nafsu yang
berlebihan tidak baik, begitu pula jika kurang bernafsu. Contoh, saat diri kita
memiliki nafsu makan berlebihan akan berdampak pada kesehatan dan terkesan
menjadi pribadi yang rakus. Di sisi lain, saat nafsu kita turun juga akan
berdampak pada kesehatan diri sendiri.
- Nurani
Nurani adalah lubuk hati yang terdalam. Nurani cenderung mengarahkan
diri kita menuju hal yang positif. Anggota ini memiliki tugas yang sering
berkaitan dengan anggota “diri kita” lainnya, terutama emosi dan logika.
Persensi nurani setiap individupun berbeda, tergantung gaya kepemimpinan kita
atas diri sendiri. Seseorang yang melibatkan sedikit naruni dalam gaya
kepemimpinannya akan menjadi pribadi yang kurang positif dalam kegiatan
sosialnya.
Seberapa
penting memimpin diri sendiri ? Sebagai makhluk sosial, bersosialisasi adalah
kegitan yang tidak bisa kita hindari. Dalam hubungan sosial terdapat istilah
“Perlakukanlah orang lain sebagaimana kamu ingin diperlakukan.” Artinya pasti
akan terjadi timbal balik antarindividu. Memimpin diri sendiri untuk menjadi
kepribadian yang baik atau buruk akan sangat berpengaruh dalam menjalani
kehidupan. Jadi, memimpin diri sendiri sangatlah penting dan akan berdampak sesuai
pilihan kita sendiri.
Kepemimpinan
atas diri sendiri juga memiliki tujuan. Kita lebih sering menyebutnya sebagai target
hidup atau cita-cita. Untuk tercapainya suatu tujuan, dalam kepemimpinan secara
umum akan membutuhkan kerja sama antaranggota yang terlibat. Sama halnya dengan
kepemimpinan atas diri sendiri. Diri kita membutuhkan seorang pemimpin, yang
tak lain adalah kita sendiri. Selalu melibatkan nurani dalam memimpin diri,
seberapa banyak kita harus menggunakan fisik agar tidak mudah jatuh sakit,
berapa persentase yang kita beri untuk emosi dan nafsu dalam menghadapi suatu
hal, dan memberi arahan pada logika untuk berpikir lebih jernih dalam
menanggapi suatu hal. Itu merupakan hal yang tersulit karena akan berdampak
pada sudut pandang orang lain dalam menilai kepribadian kita.
Komentar
Posting Komentar