Sulitnya Memimpin 6 Anggota pada Diri Sendiri

 

source: pinterest.com
 

Banyak orang yang melupakan kepemimpinan atas diri sendiri. Tidak sedikit pula yang mengaku bahwa memimpin diri sendiri semudah mengenal diri sendiri. Nyatanya, mayoritas riset menyatakan bahwa tidak banyak orang yang dapat mengenali dirinya sendiri. Memimpin diri sendiri adalah tahapan berikutnya setelah kita mengenal siapa dan bagaimana diri kita yang sebenarnya. Keduanya memerlukan kesadaran setiap individualnya.

            Kepemimpinan tidak hanya ada pada suatu kelompok, organisasi, perusahaan, instasi, dan sebagainya. Kepemimpinan yang paling dekat jangkauannya dengan kita dan paling kecil lingkupnya adalah diri kita sendiri. Secara umum, definisi kepemimpinan adalah sebuah kemampuan individual seseorang yang dapat memengaruhi orang lain atau memandu pihak tertentu untuk mencapai tujuan. Tidak jauh dengan definisi kepemimpinan secara umum, kepemimpinan atas diri sendiri juga memiliki tujuan yang harus dicapai dengan memengaruhi atau memandu keseimbangan antara hal-hal yang tersusun menjadi satu kesatuan “diri kita”. Antara lain:

  • Fisik

Hal yang paling mudah dicermati adalah fisik dari individu itu sendiri. Fisik adalah adanya wujud atas diri seseorang. Anggota pertama dari “diri kita” yang  memiliki tugas menerima kontak fisik dengan orang lain dan menjadi anggota terakhir yang memiliki tugas untuk melakukan kontak fisik terhadap orang lain. Contohnya, mau atau tidakkah kita berjabat tangan dengan seseorang ? Fisik berupa tangan akan menjadi anggota pertama yang menerima kontak fisik berbentuk jabat tangan. Namun, tangan akan menunggu keputusan pemimpinnya yang bisa saja melibatkan anggota “diri kita” yang lain.

Dalam memimpin diri kita, fisik perlu dijaga kesehatannya dengan berolahraga secara teratur. Olahraga adalah bentuk keputusan dari kita sebagai pemimpin yang bertujuan memiliki tubuh sehat dan bugar. Jika kita memimpin diri kita untuk terlalu memforsir fisik dalam melakukan kegiatan, hal ini akan membuat daya tahan fisik kita melemah. Sehingga, kita akan mudah merasa lelah ataupun jatuh sakit.

 

  • Emosi

Emosi sering menjadi angota kedua yang merespon setelah terjadinya kontak fisik. Namun, emosi akan menjadi anggota pertama dari diri kita yang memiliki tugas merespon apa yang diterima oleh indra penglihatan dan indra pendengaran. Contohnya, emosi akan menerima respon buruk dan memberi reaksi marah, ketika diri kita melihat dan/atau mendengarkan sesuatu yang buruk pula. Begitupun sebaliknya.

Emosi juga sering disebut dengan istilah perasaan. Sebagai pemimpin atas diri kita, kita perlu mengontrol emosi atau perasaan setiap saat. Bahkan kita harus bisa menyembunyikan perasaan marah, sedih, bahagia pada momen-momen tertentu untuk menjaga suasana lingkungan tetap kondusif.

 

  •  Logika

Logika juga dikenal sebagai akal sehat, pikiran, dan penalaran. Sering kita dengar “Berpikirlah sebelum bertindak”, dalam kalimat tersebut sangat menggambarkan bagimana cara kepemimpinan kita atas diri sendiri. Anggota “diri kita” yang satu ini sangat penting dalam memutuskan akan menjadi pribadi yang bagaimanakah diri kita. Logika juga bertugas memprediksi apa yang akan terjadi jika kita mengambil keputusan atau pilihan. Dapat dikatakan bahwa logika adalah anggota yang sering terlibat dalam segala aspek dalam perjalanan hidup kita.

 

  • Mental

Mental lebih dikenal dengan sebutan psikis. Dimana setiap individu memiliki porsi mental yang berbeda. Ini juga menjadi salah satu alasan mengapa setiap gaya kepemimpinan orang lain berbeda.Mental terkadang terbentuk seiring bertambahnya pengalaman individu tersebut. Individu yang memiliki mental kuat akan lebih mudah dalam menghadapi rintangan dalam jalan hidupnya.

Sama halnya dengan fisik. Kesehatan mental juga perlu dijaga. Salah satu cara menjaga mental ialah dengan cara mengontrol emosi dengan baik. Gangguan mental biasa terjadi karena adanya tekanan emosi yang berlebihan, terutama perasaan sedih, gelisah, kecewa, dan sebagainya yang sering berujung pada depresi bahkan menjadi pribadi bipolar. 

 

  • Nafsu

Nafsu adalah dorongan hati yang kuat akan keinginan melakukan sesuatu. Selain sifatnya yang kuat, nafsu juga cenderung mengarah pada hal yang berlebihan. “Kontrollah nafsumu.”, tidak dapat dipungkiri bahwa nafsu sering menjadi boomerang untuk diri kita sendiri. Inilah alasan kuat mengapa seseorang harus memimpin diri sendiri agar tidak mudah dikuasai oleh nafsunya.

Perlu adanya keseimbangan untuk mengatur nafsu. Memiliki nafsu yang berlebihan tidak baik, begitu pula jika kurang bernafsu. Contoh, saat diri kita memiliki nafsu makan berlebihan akan berdampak pada kesehatan dan terkesan menjadi pribadi yang rakus. Di sisi lain, saat nafsu kita turun juga akan berdampak pada kesehatan diri sendiri.  

 

  •  Nurani

Nurani adalah lubuk hati yang terdalam. Nurani cenderung mengarahkan diri kita menuju hal yang positif. Anggota ini memiliki tugas yang sering berkaitan dengan anggota “diri kita” lainnya, terutama emosi dan logika. Persensi nurani setiap individupun berbeda, tergantung gaya kepemimpinan kita atas diri sendiri. Seseorang yang melibatkan sedikit naruni dalam gaya kepemimpinannya akan menjadi pribadi yang kurang positif dalam kegiatan sosialnya.

 

Seberapa penting memimpin diri sendiri ? Sebagai makhluk sosial, bersosialisasi adalah kegitan yang tidak bisa kita hindari. Dalam hubungan sosial terdapat istilah “Perlakukanlah orang lain sebagaimana kamu ingin diperlakukan.” Artinya pasti akan terjadi timbal balik antarindividu. Memimpin diri sendiri untuk menjadi kepribadian yang baik atau buruk akan sangat berpengaruh dalam menjalani kehidupan. Jadi, memimpin diri sendiri sangatlah penting dan akan berdampak sesuai pilihan kita sendiri.

Kepemimpinan atas diri sendiri juga memiliki tujuan. Kita lebih sering menyebutnya sebagai target hidup atau cita-cita. Untuk tercapainya suatu tujuan, dalam kepemimpinan secara umum akan membutuhkan kerja sama antaranggota yang terlibat. Sama halnya dengan kepemimpinan atas diri sendiri. Diri kita membutuhkan seorang pemimpin, yang tak lain adalah kita sendiri. Selalu melibatkan nurani dalam memimpin diri, seberapa banyak kita harus menggunakan fisik agar tidak mudah jatuh sakit, berapa persentase yang kita beri untuk emosi dan nafsu dalam menghadapi suatu hal, dan memberi arahan pada logika untuk berpikir lebih jernih dalam menanggapi suatu hal. Itu merupakan hal yang tersulit karena akan berdampak pada sudut pandang orang lain dalam menilai kepribadian kita.


 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rumah Sakit Umum UMM

Hotel RAYZ UMM

Mengenal Jaringan 5G Sebelum Mengadopsinya